Berangkat ke Sekolah & Membangun Logic Mathematics Anak

Nah, bagaimana itu caranya? Kok bisa?

Hari ini, Pak Ading menghantarkan 3 anak sekolah mengendarai mobil. Anak-anak sudah bangun jam 05.00, sudah shalat, namun ada pekerjaan yang perlu dituntaskan oleh Pak Ading, sehingga harus menunggu berangkat baru di jam 06.08 WIB. Perjalanan ke sekolah biasanya 1 jam. Cibubur-Pekayon memang cukup pelik karena ada titik-titik macet yang bikin gregetan. Perjalanan panjang Cibubur-Pekayon PP seperti ini sudah kami jalani sejak tahun 2015, sejak Afiqah usia 2,5 tahun. Jika tidak kuat tekad, sudah lama mungkin pindah sekolah.

Saat sudah setengah jalan jarak tempuh, saya menakar, akan terlambat manaka tidak menggunakan ojek online. Maka, diputuskan kami pesan ojek online, lalu manda Andin menggantikan saya menyetir dan membawa Abrisam, Adlina, dan Aqlan di mobil.

Berangkat sekolah paling nyaman jam 05.30 WIB. Lewat dari itu, padat merayap dan antri panjang

Saya memperjuangkan agar Afiqah tidak terlambat di hari pertamanya di kelas 4 SD ini. Preseden buruk dan hal yang tidak elok jika mengawali moment penting dengan terlambat. Saya hanya ajak Afiqah dan tidak mengajak serta Abrisam. Khawatir tidak muat di ojek online. Afiqah sudah SD. Abrisam masih TK A. “Ah, gak apa-apa Abrisam terlambat,” pikir saya dalam hati. Namun ternyata Abrisam kuat juga konsep dirinya. Kuat skill klasifikasinya. “Aku udah TK A lho. Aku gak boleh telat juga.”

Terpaksalah diberi pengertian sedikit demi sedikit dalam keadaan darurat, perlu memilih skala prioritas terlebih dahulu. Meminta maaf kepada Abrisam. Abrisam pagi itu setelah saya tinggal naik ojek online bersama kak Afiqah, mengutarakan sebuah informasi penting ke mamanya, “Mama, aku mau kasih informasi nih.” Apa tuh kata mamanya. “Bagi anak Batutis yang rumahnya jauh, harap pindah rumah.” Mamanya ngakak. Sa ae si abang Abi. Keinginan terpendamnya.

Saya naik ojek online bersama Afiqah. Estimasi jam kedatangan di sekolah terus saya intip di layar hp driver ojek. Awalnya dari jam 07.18 WIB (wah, telat 3 menit nih). Lalu saya arahkan driver ojek online untuk berbelok ke jalan tikus. Gang-gang kecil. Lebih cepat karena tidak terjebak macet. Berkurang jadi 07.16, lalu 07.15. Lalu berubah lagi jadi 07.13. Saya senang. Masih belum terlambat. Akhirnya tiba di sekolah jam 07.11 WIB tepat di depan pintu gerbang sekolah dan murid sudah berbaris. Kak Afiqah segera bergabung di barisan murid. Agenda mereka perkenalan dengan guru-guru. Sebuah perasaan senang dan bahagia rasanya melihat proses belajar di sekolah offline. Beda sekali dengan online.

Berpacu dengan waktu di saat darurat, estimasi kedatangan melewati ambang batas peraturan sekolah maka pilih naik gojek deh

Abrisam kemudian menyusul sekitar jam 07.22. Terlambat 7 menit dari jam masuk seharusnya. Nama Abrisam sudah dipanggil Bu Imas, Kepala Sekolah TK Batutis Al-Ilmi, tapi batang hidungnya belum muncul. Saya tersenyum melihat Bu Imas dari jauh sambil ngobrol dengan suami Bu Imas dari luar pagar.

Benar-benar cek terus estimasi kedatangan, agar memastikan anak tidak terlambat. Disiplin perlu diperjuangkan

Bapak-ibu. Cara kita orangtua berstrategi menghantarkan anak kita ke sekolah, cara kita berhitung tentang berapa lama masa tempuh dan berapa jauh jarak tempuh ke sekolah, itu menentukan kualitas berpikir kita sebagai manusia.

Hal ini berhubungan dengan kekuatan logic mathematics yang dimiliki oleh orangtuanya. Orangtua yang anaknya telat terus ke sekolah, tidak belajar dari pengalaman sebelum-sebelumnya, artinya memang logic mathematics di dalam dirinya lemah. Payah. Sudah tahu dan berpengalaman berapa lama menempuh jalur yang biasa dilalui itu, seharusnya bisa berhitung secara akurat dan presisi, butuh persiapan di jam berapa, berangkat menimal jam berapa, dan rentetan strategi lainnya.

Saya dan manda Andin kerap kali dirongrong oleh Afiqah untuk segera berangkat pagi-pagi sekali ke sekolah. Rongrongan anak itu adalah bentuk pembelajaran dari anak yang kuat konsep dan skill klasifikasinya. Anak seperti ini akan berjuang sekuat tenaga mengikuti aturan main, menakar berapa lama perjalanan yang perlu ditempuh, apa strategi paling efektif untuk sampai di sekolah sebelum waktu yang ditetapkan. Ini perkara berlatih logic mathematics pada anak kita sebenarnya. Belajar sebab-akibat. Jika ingin tiba tepat waktu atau sebelum waktunya jam sekolah, maka berangkat lebih awal. Untuk bisa berangkat lebih awal, maka bangun lebih awal. Untuk bisa bangun lebih awal, maka tidurlah lebih awal. Ini semua rentetan kejadian yang jika logic mathematics anak bagus, ini akan sangat mudah dipikirkan dan dipraktikkan olehnya. Saya termasuk merasa beruntung, diberkahi, dengan dikaruniai anak yang kuat skill klasifikasinya. Skill klasifikasi ini tentu saja menjadi fokus yang kami install dan juga jadi hal yang diajarkan di sekolah oleh guru-guru.

Alhamdulillah tiba di sekolah tidak terlambat, salim cium tangan segera bergegas ke upacara bendera
Upacara bendera segera dimulai

Untuk sampai ke posisi seperti sekarang, tidaklah mudah. Kami terseok-seok. Rumah jauh. Anak masih kecil. Sekolah jauh. Jarak tempuh jauh. Masa tempuh lama durasinya. Pasti anak-anak capek jika bangun lebih pagi untuk berangkat lebih pagi. Antara tega dan gak tega. Namun, itulah pilihan hidup. Kami lihat lagi big picture, strong why, big why kenapa memilih pilihan sekolah jauh begini. Misi membangun karakter anak lebih utama dibandingkan konsekuensi logis yang perlu kami tanggung sekeluarga. Here we are bolak-balik Cibubur-Peyakon Bekasi sejak tahun 2015.

Pagi ini untuk mengantisipasi kemacetan awal mula sekolah, manda dan anak-anak berangkat jam 05.45 WIB. Maju 23 menit dibandingkan kemarin (hari pertama sekolah di Bekasi). Mudah-mudahan sampai di sekolah lebih cepat. Anak-anak bangun lebih pagi hari ini, sudah sarapan, sudah mandi.

Jika kita ingin mengajarkan punya anak yang logic mathematics nya bagus, kuat, presisi, ajeg, akurat, maka ajarkan dari hal sederhana: berangkat ke sekolah dengan strategi agar datang tepat waktu atau datang sebelum waktunya. Takar strategi perjalanan efektifnya seperti apa. Perjalanan menuju sekolah adalah journey yang melibatkan petualangan, strategi, keberanian ambil keputusan, mencari jalan lain, berpikir positif, berpikir alternatif, dan terutama berkaitan dengan daya juang.

Briefing hari pertama sekolah untuk TK

Jika anak-anak kita, sering kita contohkan senantiasa telat ketika janjian atas sesuatu hal, maka jangan heran nanti anaknya tidak kuat skill klasifikasinya, lemah pula logic-mathematics nya. Sebab-akibat itu tidak ada di kepalanya. Anak Anda adalah hasil karya treatment orang dewasa yang mengasuhnya. Yuk, mulailah on time, tiba lebih awal ketika janjian. Itu bentuk cara berpikir akurat, presisi, logic!

Adlina, 3 tahun, di hari pertama sekolah

Oh ya, pagi ini Pak Ading sudah ditunggu seabrek pekerjaan dan PR PR kehidupan. Sampai jumpa di tulisan lainnya. Kita belajar dari hal-hal sederhana di kehidupan kita dalam membangun karakter positif anak kita.

Anakmu mau kamu bentuk seperti apa? Perhatikan treatment yang diberikan kepadanya!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s